Saturday, July 12, 2014

Song of envious

Suatu hari dikesendirian gue, gue berimajinasi mengenai seorang kucing, yang memiliki kakak seorang harimau. Aneh ya ?.
Jelas kucing dan harimau beda, kucing bisa aja dimakan sama harimau, tapi karena kucing yang satu ini adalah adiknya jadi sang harimau engga bisa memakan kucing ini.
Mereka ini hidup di satu hutan, dipelihara oleh seorang manusia. Mereka sudah hidup bersama-sama sangat lama, meskipun mereka berbeda namun karena hidup bersama-sama mereka bisa akrab layaknya seorang kakak beradik.
Kecil mereka sama, tapi ketika diumur setahun harimau bertumbuh besar dengan cepat, sedangkan si kucing besarnya tidak ada setengah dari harimau.
Karena perbedaan itu, sang majikan lebih senang dengan harimau, karena aumannya yang menggelegar, cakarnya yang besar, badannya yang besar dan kulit yang indah, sehingga ia bisa memamerkan peliharaannya di facebook, atau instagram kepada teman-temannya, berbeda dengan kucing yang kecil, dan hanya bisa meong-meong dia hanya jadi peliharaan rumahan, tidak pernah dipamer-pamerkan.
Semakin si harimau membesar semakin pula si kucing disingkirkan, sebenarnya tidak disingkirkan, tetapi rasa sayang dan perhatian majikan mereka terhadap harimau yang semakin membesar. Makanan yang diberikan kepada harimau pun semakin banyak dan mahal alasannya supaya sehat dan bulunya terawat, berbeda dengan kucing yang hanya makan makanan kaleng ikan sarden.
Namun karena perhatian yang besar dari majikannya, tidak membuat sang harimau selalu bersikap manis dan nurut kepada majikannya, seringkali harimau marah kepada majikannya. Sesekali pula sang harimau menyakiti majikannya, menggigit lengannya, lalu pergi begitu saja. disaat seperti itu hanya kucing yang ia miliki. Sang kucing selalu ada selalu setia menemani majikannya meskipun diperlakukan berbeda, sang kucing berusaha menghibur membuat majikannya merasa senang. Seringkali ketika majikannya sedang kesepian karena si harimau pergi si kucing mencoba untuk mengaum layaknya seorang harimau agar diperhatikan oleh majikannya, tetapi yang keluar dari mukutnya hanya nada melengking seperti kucing yang sedang dicekik. Namun cara itu selalu berhasil membuat majikannya tertawa sambil mengelus badan dari sang kucing dan berkata "pintarnya kucingku ini"
Namun ketika sang harimau kembali pulang sang majikan kembali lagi meninggalkan sang kucing, dan lebih memperhatikan si harimau yang  justru sering sekali menyakitinya.
Menanggapi itu kucing selalu sadar dan memaklumi mengapa itu bisa terjadi, ya jelas, dia tidak bisa mengaum sebagus harimau, badan dia tidak bisa sebesar harimau, dia tidak bisa memiliki kulit seindah harimau. Yang dia bisa cuma merasa envy karena diperlakukan berbeda, dan hope that he will be her tiger someday, Meskipun itu hanya disaat sang majikannya kesepian, dan kesakitan, And he will be her cat that never change forever.

No comments:

Post a Comment